GRESIK – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) STAI Ihyaul Ulum, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur menggelar deklarasi melawan berita palsu atau hoaks.
Mereka membubuhkan tanda tangan di kain putih sepanjang dua meter yang disediakan panitia, Minggu (4/3/2018).
Ketua PK PMII STAI Ihyaul Ulum, Cindy Ana mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan mengedukasi para mahasiswa dalam rangka menyikapi banyaknya pemberitaan palsu (Hoaks) yang akhir-akhir ini banyak ditemui di media sosial.
Cindy menambahkan, banyaknya konten hoaks harus membuat mahasiswa bijak dalam menghadapi pemberitaan hoaks. Dengan deklarasi ini, ke depan pihaknya turut berkomitmen memerangi pemberitaan palsu.
“Agar kita sebagai mahasiswa juga turut memerangi pemberitaan hoaks. Selain mahasiswa, ada pula siswa dari siswa tingkat akhir di SMA se Kecamatan Dukun yang turut mengikuti kegiatan ini,” katanya.
Sebelum deklarasi, para mahasiswa mendapat materi seminar bertajuk ‘Melawan Penyebaran Berita Hoaks’ dari Redaktur Tribunjatim.com Januar Adi Sagita dan Jurnalis TV9 NUsantara Angga Purwancara.
Dalam kesempatan tersebut, Redaktur Tribunjatim.com Januar Adi Sagita menjelaskan, selain pemerintah dan masyarakat. Mahasiswa juga harus berperan dalam memerangi pemberitaan hoaks.
Sebelum membaca dan membagikan sebuah berita dan informasi. Sebagai mahasiswa harus bisa menyaring berita dan informasi yang didapat.
“Di era ini, kita tidak boleh lagi gampang percaya dengan pemberitaan hoaks. Sebelum membagikan, kita harus menyaring ulang informasi tersebut,” ujarnya.
Senada dengan hal itu, Jurnalis TV9 NUsantara Angga Purwancara menambahkan, melalui media sosial masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan informasi dengan cepat.
Namun, dari cepatnya informasi tersebut, tambah Angga, terkadang kebenarannya masih diragukan. Sebab, ada juga berita palsu yang sengaja dibuat oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan semata.
“Era sekarang, seseorang bisa dengan mudah berbisnis melalui media sosial. Seperti pemberitaan hoaks ada yang sengaja diproduksi untuk keuntungan pihak-pihak tertentu. Misalnya, ada akun yang meminta disukai dan dikomen, nah dari situ akunnya bisa diperjualbelikan untuk kepentingan promosi sesuatu (Brand),” ucapnya. (*)